Senin, 12 Juli 2010

Peranan Anti-oksidan & Bahaya Radikal Bebas, Kaitannya Dengan Perawatan Kesehatan Serta Pencegahan Terhadap Penyakit Degenerasi

Anti Oksidan Kop
Pandangan Umum
Di awal memasuki usia 40 tahun-an, seseorang akan mengalami penuaan secara nyata. Seperti kulit mulai tampak mengeriput dan kering, sebab produksi kelenjar keringat kulit mulai menurun. Selanjutnya, diikuti oleh proses pigmentasi kulit yang semakin meningkat disertai rambut yang mulai beruban. Gejala negatif lainnya seperti stress, gangguan fungsi jantung, katarak (lensa mata yang menjadi keruh) dan berbagai perubahan kejiwaan yang tampak menurun. Gangguan jantung akan semakin cepat nampak jika seseorang sering mengalami stress, yang akan merangsang peningkatan kholesterol darah khususnya LDL kholesterol sehingga berisiko tinggi terhadap penyakit ‘jantung koroner’.
Sementara itu, gejala perubahan kejiwaan yang tampak dalam proses penuaan adalah ‘kepikunan’ alias cepat lupa terhadap apa yang baru saja dilakukan, seperti tempat meletakkan kunci mobil, tas, jam tangan dan lain-lain. Gejala lainnya adalah sulit membedakan dan mengingat sesuatu seperti nama orang, tempat, dan ruang (kalau kepikunannya sudah amat parah).
Untuk mencegah dan menghindari agar kulit tetap bersih, kencang dan tidak keriput, menurunkan resiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, kepikunan serta berbagai penyakit Degenerasi lainnya, para ahli kesehatan memberikan tips sehat untuk mencegah terjadinya penuaan dini.  Di dalam tips sehat yang disampaikan, seperti makan makanan yang bergizi seimbang, hindari kebiasaan buruk (seperti merokok, minum minuman beralkohol, konsumsi obat obatan diluar anjuran dokter) juga tidak lupa anjuran untuk mengkonsumsi makanan kesehatan – Supplemen yang mengandung “Anti-Oksidan”.  Tujuannya adalah untuk menghalau ‘Radikal Bebas’ yang terdapat di dalam tubuh.
Pengertian tentang Anti-Oksidan dan Radikal Bebas
Anti-oksidan dan Radikal bebas, menjadi topik yang amat digemari masyarakat modern, terutama yang tertarik pada cara melakukan pencegahan terhadap penuaan dini, serta upaya menurunkan resiko terkena penyakit Degenerasi.Radikal Bebas
Kalau Radikal bebas berguna bagi tubuh, lalu mengapa harus takut dan mengambil langkah untuk mengikat dan membuangnya melalui pemberian “Anti oksidan” ?
Radikal bebas memang penting bagi kelangsungan hidup manusia, tetapi kita lupa kalau di dalam perjalanan hidup manusia, terjadi berbagai perubahan terutama yang mempengaruhi lingkungan hidup.  Perkembangan teknologi modern, dari mulai ditemukannya mesin, perkembangan jumlah penduduk yang mengharuskan manusia membuka lahan hutan untuk pemukiman tanpa ada gantinya, serta berbagai penemuan makanan – minuman siap saji dalam kemasan, yang diawetkan.  Semua inilah yang kemudian kita sebut dengan “Polusi
Polusi
Radikal Bebas akan mengganggu aktifitas metabolisme sel.  Sel menjadi lebih mudah rusak.  Radikal Bebas akan mengikat lemak, membentuk Oksidase lemak yang kemudian melekat pada dinding pembuluh darah, membentuk “Plaq” yang akan menyumbat saluran darah.  Yang kemudian kita kenal dengan penyempitan pembuluh darah, dengan segala akibatnya.  Beberapa sel sel penting penghasil Hormon juga mengalami gangguan, seperti sel Beta pulau Langerhans organ Pankreas, yang menghasilkan hormon Insulin, hal mana akan mengakibatkan penyakit Diabetes Mellitus (Kencing manis).
Hasil dari paparan sejumlah senyawa polusi yang merugikan yang berasal dari lingkungan sekitar seperti sinar ultra violet matahari, polusi udara berupa asap kendaraan bermotor, asap rokok dan bahan-bahan beracun lainnya, termasuk juga bahan bahan kimia pengawet-perasa-pewarna yang terkandung di dalam jenis makanan tertentu seperti ‘fast food’ (cepat saji) serta makanan kemasan atau kaleng (siap saji).
Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh adalah hasil “Oksidasi bebas” dari paparan tersebut di dalam tubuh, yang kemudian membentuk molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tak berpasangan.
pollution2Radikal bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Hasil dari reaksi termaksud yang paling berbahaya adalah “Peroksidase lemak”, yang mampu memporak porandakan tatanan – fungsi – dan sistem regenerasi selluler. Selanjutnya akan merusakan sel-sel tubuh kita, selanjutnya terjadi pengerusakan jaringan yang akan mempercepat proses penuaan – Degenerasi.
Semua sel dalam tubuh, mempunyai enzim yang dapat menangkal serangan radikal bebas. Enzim SOD (Superoxide dismutase) dan Glutation peroksidase misalnya, merupakan sebagian dari contoh anti-oksidan alami dalam tubuh manusia. SOD akan menjinakkan senyawa oksigen reaktif seperti superoksida anion (O-2) radikal, menjadi hidrogen peroksida (H2O2), selanjutnya glutation peroksidase mengubahnya menjadi air.
Dengan meningkatnya usia, terjadilah penurunan jumlah kedua enzim ini dalam tubuh, sehingga kelebihan Radikal bebas tidak dapat sepenuhnya dimusnahkan. Belum lagi masuknya Radikal bebas dari luar yang menyusup masuk ke dalam tubuh akan memperburuk sistem regenerasi sel tubuh.
Solusinya :
Mencari Sumber Antioksidan
. Pada zaman dahulu, ketika paparan Polusi masih sangat rendah, dan fungsi Radikal babas tubuh masih berjalan seimbang, kita tidak butuh Anti-oksidan untuk memusnahkan Radikal bebas.  Tetapi pada zaman sekarang, Anti oksidan menjadi kebutuhan untuk meredam tingginya Radikal bebas yang beredar di dalam tubuh.
Berbagai Penelitian
Hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa buah-buahan, sayuran dan biji-bijian adalah sumber antioksidan yang baik dan bisa meredam reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan proses penuaan dini. Tomat mengandung likopene, yakni antioksidan yang ampuh menghentikan radikal bebas sehingga tak berkeliaran mencari asam lemak tak jenuh dalam sel. Hal yang sama dilakukan lutein dan zeasantin yang terdapat di dalam bayam, diketahui amat aktif mencegah reaksi oksidasi lemak pada dinding sel lensa (mata) sehingga kita dapat terhindar dari katarak. Sedangkan antioksidan vitamin seperti vitamin C, E dan betakarotenoid (Vitamin A) akan menstabilkan membran sel lensa dan mempertahankan konsentrasi glutation tereduksi dalam lensa.
American Heart Association (AHA) dalam petunjuk ilmiahnya yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association edisi Februari 1999, mengatakan bukti-bukti yang ada sekarang tidak cukup kuat menjadi dasar merekomendasikan suplemen vitamin antioksidan untuk masyarakat umum. Namun, di sisi lain AHA terus merekomendasikan agar masyarakat meningkatkan konsumsi makanan kaya antioksidan seperti sayuran, buah dan kacang-kacangan. Hal yang sama juga dilakukan Institut Kanker Nasional AS, terus mengampanyekan agar masyarakat mengonsumsi 5 kali atau lebih buah atau sayur dalam sehari. Data ilmiah menyebutkan, individu yang rajin mengonsumsi buah dan sayur memiliki peluang untuk awet muda dan terhindar dari penyakit yang terkait dengan penuaan seperti kanker, gangguan saluran pernapasan dan penyakit Degenerasi lainnya.
Langkah sehat lainnya adalah mengurangi asupan jumlah kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Kalori yang berlebihan, dapat mempercepat penuaan dini karena untuk mengubahnya menjadi energi diperlukan lebih banyak oksigen. Di lain pihak oksigen memicu terbentuknya lebih banyak radikal bebas dari senyawa reaktif oksigen (sumber polusi), yang kemudian menyerang sel-sel dan akhirnya mempercepat proses penuaan.  Sungguh merepotkan, belum lagi ada individu yang tidak suka makan sayuran dan buah-buahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar