Senin, 14 Juni 2010

OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA)



OSA merupakan suatu kondisi terhentinya nafas untuk beberapa saat selama tidur. OSA dapat terjadi saat saluran nafas bagian atas tertutup sementara upaya bernafas tetap berlanjut. Pada umumnya saat kita tidur, semua dalam kondisi relaksasi/istirahat termasuk disini otot-otot saluran pernafasan mulai dari lidah, langit-langit terutama langit-langit lunak (soft palatum) sehingga saluran nafas bagian atas relatif menyempit. Menyempitnya saluran nafas yang ekstrim karena berbagai sebab akan mengakibatkan gangguan aliran udara pernafasaan saat tidur mulai dari derajat yang paling ringan sampai berat. Umumnya penyempitan saluran nafas atas yang ringan ditandai dengan dengkuran (ngorok) saat tidur sampai penyempitan yang berat yaitu terhentinya nafas saat tidur (OSA). Setelah beberapa saat tidur tanpa bernafas (umumnya 10 detik s/d 2 menit), otak merespon kondisi kekurangan oksigen dalam tubuh dengan refleks terjaga/tersedak yang terkadang penderita OSA sendiri tak menyadarinya. Gangguan ini dapat terjadi sedemikian beratnya (berkali-kali terjaga dalam satu malam) sehingga mengakibatkan kualitas tidur yang buruk.

GEJALA-GEJALA OSA
Gejala yang sering di alami oleh penderita OSA umumnya diakibatkan kualitas tidurnya yang kurang baik seperti :
  • Rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari 
  • Medengkur/ngorok saat tidur
  • Berhenti bernafas saat tidur
  • sering terjaga pada saat tidur  karena tersedak
Gejala-gejala lain yang juga sering diasosiasikan dengan OSA antara lain :
  • penurunan daya ingat/mudah lupa
  • menurunnya kemampuan intelektual (koknitif)
  • menurunnya gairah seksual
  • depresi
  • Sakit kepala pada pagi hari (bangun tidur)

Penyakit-penyakit yang diduga faktor resikonya disebabkan OSA antara lain seperti :
  • Hipertensi
  • penyakit jantung koroner
  • stroke
  • sindrom metabolik (metabolic syndrom)
  • Depresi
OSA DAN STROKE
OSA sering ditemukan pada penderita stroke dan sebanyak 63% dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gangguan ini. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa adanya hubungan sebab akibat antara henti nafas saat tidur dan stroke. Excessive Daytime Sleepness (EDS) atau rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan keletihan karena henti nafas saat tidur (sleep apnea) juga merupakan kondisi yang akan memperlambat proses penyembuhan pasien-pasien pasca stroke. Beberapa penelitian terkini menunjukkan bahwa “ngorok” dan henti nafas tidur berkaitan erat dengan penyakit-penyakit serius.
  • Lebih kurang 35% orang-orang yang mengalami OSA menderita tekanan darah tinggi, dan meningkatkan resiko penyakit jantung.
  • Secara nyata, 83% penderita tekanan darah tinggi dengan OSA dengan atau tanpa obat-obatan akan terus mengalami gangguan masalah tekanan darah.
  • Hampir 70% orang-orang yang pernah terkena stroke, menderita OSA.
  • Seseorang yang menderita OSA memiliki rasio kecelakaan berkendara tujuh kali lebih tinggi.

PENGELOLAAN OSA
Tujuan penanganan /pengobatan  OSA tentunya mencegah gejala-gejala OSA dan dampak OSA itu sendiri seperti mendengkur, rasa katuk berlebihan pada siang hari (excessive daytime sleepness) serta mencega dampak lanjutnya terhadap tubuh seperti resiko tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya. Pengelolaan OSA meliputi :
  • perubahan gaya hidup termasuk penurunan berat badan, olahraga, teknik modifikasi tidur (tidur menghadap samping, menaikkan bantal ), hindari rokok, alkohol, obat-obat tidur dan stress.
  • CPAP (continuous positive airway presure) adalah suatu alat yang dipakai saat tidur dimana berfungsi memberikan tekakan udara positive ke saluran nafas pada saat tidur, sehingga tidak terjadi sumbatan jalan nafas.
  • Dental devices/oral breathing devices yang bertujuan agar jalan nafas tetap terbuka saat tidur dengan jalan mereposisi kedudukan lidah dan dagu.
  • Obat-otaban yang membantu agar tetap terjaga saat siang hari
  • Pembedahan
Secara umum, dokter akan melakukan pengobatan bergantung dari seberapa berat gangguan OSA tersebut. Biasanya akan disarankan terlebih dahulu untuk memulai dengan perubahan pola hidup dan penggunaan CPAP. Sebelum menangani OSAnya, dokter juga biasanya mengobati masalah kesehatan lainnya yang berhubungan dengan OSA misalnya jika menderita peradangan hidung (rhinitis) yang menyebabkan sumbatan saluran nafas di hidung maka akan ditambahkan pengobatan misalnya dengan semprot hidung (nasal sprey) untuk mengatasi gangguan tersebut. Atau misalnya orang-orang dengan kekurangan hormon tiroid (hipotiroidism) maka akan diberikan obat-obat untuk meningkatkan metabolisme hormon tersebut.
Perlu diketahui secara umum, bahwa pengelolaan OSA pada anak-anak dan dewasa tidak berbeda. namun secara umum pilihan tonsilektomi (operasi amandel) dengan atau tanpa adenoidektomi menjadi pilihan utama pada anak-anak karena pembesaran kelenjar tonsil (tonsila palatina) merupakan penyebab utama OSA pada anak-anak. Penggunaan CPAP pada anak-anak dilakukan jika pilihan pembedahan tidak memungkinakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar