Senin, 14 Juni 2010

Mitos AIDS; Sel T Turun atau Viral Load Naik Itu Artinya Anda Sakit

viral-loadKepercayaan umum mengenai viral load adalah jika viral load tinggi berarti Anda sakit dan harus diberi ARV atau HAART. Atau jika sel T Anda rendah, Anda harus segera menaikkannya karena jika tidak naik-naik juga, Anda akan “digerogoti” oleh penyakit oportunistik sampai Anda meninggal. Namun tahukah Anda bahwa itu semua adalah mitos?! Yang benar adalah sel T dan viral load tidak berhubungan sama sekali dengan tingkat/kondisi kesehatan seseorang dan Anda tidak perlu berusaha untuk menaikkan sel T Anda.
Tentu Anda bingung dengan pernyataan ini. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda simak percakapan email antara Christine Maggiore, pendiri Alive & Well, dengan dua Odha mengenai perhitungan viral load dan sel T.
.
Kenapa Hasil Test Saya Menyatakan Saya Sakit Padahal Saya Sehat-sehat Saja?
Dear Christine,
Saya terdiagnosa positif (HIV) 2 tahun lalu. Sebelum dan sejak ditest positif, kesehatan saya baik-baik saja. Saya merasa normal dan tidak ada keluhan atau masalah kesehatan. Tapi, dokter saya mengatakan “angka saya” menunjukkan bahwa saya sakit dan saya perlu diberikan terapi obat. Dia berkata saya akan mati kecuali saya segera memulai  terapi ARV, dan mendengar hal ini benar-benar menekan perasaan saya.
Sementara orang disekeliling saya terkena flu, saya tetap baik-baik saja. Bagaimana mungkin angka sel T saya sepertinya “berbeda” dengan kondisi kesehatan saya?
Confused (Yang Bingung) di OC
.
Dear Confused,
Banyak orang menulis ke saya dengan beberapa pertanyaan mengenai perhitungan sel T. Para dokter memakai perhitungan tersebut untuk menyatakan bahwa seseorang sakit walaupun orang itu terlihat sehat-sehat saja dan walaupun pengukuran sel T tidak terbukti secara ilmiah bisa memberikan informasi yang bisa dipercaya mengenai kesehatan, kondisi sakit, atau juga tingkat sistem imun seseorang.
Jika Anda mengecek literatur medis, akan Anda temukan bahwa tidak ada studi yang membuktikan perhitungan sel T merupakan indicator akurat atas kesehatan seseorang. Anda juga akan menemukan bahwa studi para ilmuwan AIDS  dalam perhitungan sel T atas kumpulan orang positif HIV, ternyata hasilnya sama dengan yang negatif HIV.  Sama persis dimana orang-orang yang negatif dan positif HIV juga memiliki “resiko AIDS” serupa seperti misalnya hemophilia, pengguna narkoba, penderita multiple STD dan infeksi lainnya.
Juga tidak ada studi satu pun yang meneliti perhitungan sel T pada populasi umum menyeluruh, atau secara cermat meneliti pada kondisi kehidupan yang bervariasi, seperti misalnya penelitian pada saat subyek sedang stress, pada saat menua, pada wanita yang sedang mengalami menstruasi atau yang menopause, dan sebagainya.
Suatu studi terhadap para atlet Olympic di awal 1980-an (dikutip dari laporan komisi Hak Asasi UN yang dipresentasikan oleh Project AIDS International) menunjukkan perhitungan sel T mereka rata-rata diantara 400 dan 600. Ironisnya, sampai dengan pertengahan 90-an, perhitungan sel T 500 atau ke bawah pada orang yang positif HIV dianggap sakit dan perlu terapi agresif memakai obat-obatan AIDS. Berdasarkan tuntunan tadi mengenai perhitungan sel T, para atlet muda yang sebenarnya sehat-sehat saja dianggap sakit dan sedang menuju ke kematian.
Pernyataan akhir-akhir ini oleh seorang spesialis AIDS terpandang Dr. Brian Gazzard juga mempertanyakan tentang “pentingnya” perhitungan sel T ini. Beberapa tahun yang lalu, Dr. Gazzard yang tidak positif HIV, melakukan pengetesan jumlah sel T dari darahnya sendiri dan hasil yang keluar adalah 350, sedikit di atas garis pemisah untuk diagnosis AIDS. Pada saat itu, Gazzard berada dalam kondisi yang sehat dan sampai sekarang juga tetap sehat.
Berlawanan dengan asumsi umum, sejumlah dokter AIDS terpandang dan juga para peneliti mempertanyakan penggunaan pengukuran sel T dan viral load sebagai tolak ukur atau prediksi kesehatan seseorang. Peneliti AIDS, Dr. Mario Roederer dari Stanford University School of Medicine menyatakan bahwa “darah tidak sempurna dalam merefleksikan kondisi sistem imun…fakta bahwa HIV memakai sel CD4 sebagai reseptor utamanya dan bahwa jumlah sel T CD berkurang selama menderita AIDS adalah suatu hal kebetulan yang menyesatkan dalam memahami immunopathogenesis AIDS.”
Roderer juga menekankan bahwa para peneliti Pakker telah menghasilkan “bukti kuat bahwa peningkatan jumlah sel yang diamati segera sesudah permulaan pemberian HAART (Highly Active Anti-Retrovial Therapy) adalah disebabkan oleh pembagian kembali sel T, bukannya perkembangbiakan sel T.” Apa arti ini semua adalah HAART tidak menyebabkan produksi sel-sel T baru, tapi ia hanya membagikan kembali (redistribusi) sel-sel yang sudah ada dengan cara mengeluarkan sel T dari jaringan lymphoid dan ke dalam darah sekitarnya . Kepercayaan umum bahwa HAART meningkatkan sel T sama saja dengan percaya bahwa Anda memiliki perabotan ruang tamu yang baru padahal perabotan tersebut pindahan dari kamar tidur Anda. (Kutipan dari “Getting to the HAART of T Cell Dynamics” Nature Medicine Volume 4 No 2 February 1998).
Jay Levy, MD dokter AIDS ternama dari University of California di San Francisco telah banyak member komentar mengenai perhitungan sel T dan viral load dalam artikelnya “Is There Truth In Numbers?”:
-”Jumlah lymphocyte dalam darah [jumlah sel T] mewakili hanya sebagian kecil (3%) dari total sel T di dalam tubuh…”
- “Perubahan tingkat sel CD4+ tidak menunjukkan secara konsisten sebagai akibat dari terapi antiviral.”
-”Pembagian kembali (redistribusi) sel-sel ini bersumber dari lymphoid, bukanlah suatu produksi sel-sel baru, yang nampak (seolah-olah) sebagai peningkatan jumlah.”
- “…tingkat sel CD4+ selama terapi tidak berhubungan dengan keselamatan (survival).”
(Kutipan di atas berasal dari Journal of the American Medical Association July 10 1996 halaman 161-162)
Anda juga bisa menemukan publikasi AIDS resmi dari pemerintah Amerika yang mengakui kurangnya bukti akan asumsi umum mengenai sel T. Berikut beberapa kutipan yang mencerahkan dari “The Relationship Between HIV and AIDS (Hubungan Antara HIV dan AIDS),” suatu dokumen misterius tanpa nama pengarang dari National Institutes of Health yang isinya justru berusaha untuk membuktikan bahwa HIV menyebabkan AIDS:
- “HIV menginfeksi dan membunuh lymphocyte T CD4+ dalam percobaan laboratorium, walaupun para ilmuwan telah mengembangkan jaringan sel T abadi dalam rangka mengembangbiakan HIV di dalam laboratorium.” Lain kata: Para ilmuwan hanya dapat menunjukkan HIV menginfeksi dan membunuh sel T dalam kaca percobaan lab, tidak dalam tubuh manusia, dan ironisnya, para ilmuwan mengembangbiakkan kultur lab yang disebut (dianggap) sebagai HIV dalam sel T yang sebenarnya tidak pernah terpengaruh oleh keberadaan HIV ini (“jaringan sel T abadi” adalah sel T yang tidak pernah mati).
- “Beberapa mekanisme pembantaian sel T CD4+ telah terlihat di sistem lentivirus dalam percobaan lab (in vitro) dan hal ini menjelaskan akan matinya sel-sel ini secara progresif pada individu yang terinfeksi HIV.” Lain kata: Para peneliti AIDS telah melihat virus-virus serupa HIV membunuh sel T dalam kaca percobaan lab dan entah bagaimana pengamatan mereka “menjelaskan” akan matinya sel T pada penderita yang positif HIV.
- “Fenomena auto-imun lainnya juga bisa menyokong matinya sel T CD4+ sejak selubung protein HIV berbagi beberapa tingkat homology dengan molekul-molekul tipe 2 kompleks histocompatibilitas utama tertentu.” Lain kata: Hal-hal lain dapat menyebabkan matinya sel T, dan ngomong-ngomong, protein yang dimaksud tadi yang seharusnya unik untuk HIV (karenanya penggunaannya dalam test lab mereka klaim untuk mengindentifikasi keberadaan spesifik dari HIV) bukanlah komponen unik dari HIV.
Saya harap ini semua bisa membantu Anda.
Christine
.
Akankah Angka Viral Load Saya Naik?
Dear Christine,
saya telah berhenti HAART karena adanya lipodystrophy (pipi yang terlalu mencekung, gumpalan dipunggung, kolesterol tinggi, dll) dan juga efek samping lainnya seperti misalnya diare terus menerus. Sejak stop (dari HAART), viral load saya akan terus naik dan saya akan sakit pneumonia. Apa komentar Anda untuk hal ini?
Salam,
Scared Guy (Yang Sedang Ketakutan)
.
Dear Scared,
Saya dapat mengerti kenapa Anda berhenti memakai HAART dengan efek samping seperti itu dan saya juga mengerti kekhawatiran Anda akan kemungkinan bakal makin sakit. Saya rasa cara terbaik untuk mengevaluasi situasi Anda adalah menguji viral load itu sebenarnya mengukur apa dan apa yang HAART bisa dan tidak bisa lakukan.
Viral load tidak bisa mendeteksi atau mengukur (jumlah) HIV. Test tersebut mengambil sisa materi genetik, bukan virus seutuhnya, dan test tersebut bahkan belum disetujui sebagai sarana untuk mendeteksi keberadaan HIV. Dalam literatur alat-alat test viral load  tertulis “tidak dimaksudkan digunakan sebagai test  penyaringan (screening) untuk HIV atau untuk mengkonfirmasi adanya infeksi HIV.”
Empat tahun lalu, viral load saya 359.000 dan saya baik-baik saja. Ironisnya, justru ketika viral load saya rendah yaitu 980, saya malah menderita pneumonia. (Saya pulih dengan cepat dengan menggunakan terapi alami sementara adik laki-laki saya yang negatif HIV yang juga kena pneumonia di waktu bersamaan perlu waktu sembuh lebih lama – Intinya: pneumonia benar-benar terjadi.)
Saya akhir-akhir ini meninjau data medis seseorang (Odha) yang kami bantu kasusnya. Viral load dia berawal dari tak terdeteksi sampai ke 750.000 dan kemudian turun drastis “sekitar” 150.000 tanpa memakai terapi ARV. Saya mengatakan “sekitar” karena darahnya dikirim ke dua lab berbeda di hari yang sama (memakai darah yang diambil bersamaan) dan hasil kedua test tersebut kembali dengan jumlah perhitungan kedua-duanya hampir 200.000. Viral load dia kemudian naik kembali dan kembali turun menjadi 2.500-an. Selama naik-turunnya viral load, terlihat tidak ada hubungannya antara viral load dan perhitungan sel T, dimana keduanya dilakukan bersamaan. Ketika viral load tinggi, kadang-kadang sel T juga tinggi. Ketika sel T turun, viral load dia turun, dan juga naik.  Selama periode pengawasan, hampir dua tahun dia mengalami hasil test naik-turun yang tidak berhubungan satu sama lain, dan orang ini kondisi kesehatannya baik sekali. Tiap masukan data medis miliknya selalu dengan hasil kesehatan normal dan dia tidak memiliki masalah jamur, tidak ada pembengkakan kelenjar, infeksi, diare, atau masalah kesehatan lainnya yang umum terjadi pada seseorang yang daya tahan tubuhnya hilang.
Studi-studi terbaru menunjukkan apa yang obat HAART bisa lakukan adalah secara tak beraturan menghalangi protease dari pneumonia tertentu, dan juga infeksi dari beberapa jamur dan bakteri. Efek yang tidak diharapkan ini dapat membantu seseorang yang sangat sakit, tapi bukan berarti HAART efektif melawan HIV, tidak juga ia merupakan pilihan terbaik untuk seseorang yang sedang sakit atau merupakan perawatan terbaik bagi orang yang ditest positif tapi tidak sakit.
Jika Anda menganggap bahwa HAART seharusnya secara spesifik bereaksi melawan HIV, tapi pada kenyataannya, secara tidak spesifik ia juga menghalangi protease dari mikroba lainnya termasuk protease pencernaan manusia, dan ia juga menyebabkan masalah metabolik, penempatan jaringan lemak yang salah, masalah pencernaan, pankreatitis, batu ginjal, gagal ginjal, serangan jantung dan stroke. Saya tidak yakin jika HAART adalah solusi terbaik untuk mencegah penyakit.
Saya rasa keputusan Anda mengenai HAART harus didasarkan pada rasio resiko-manfaat dan semua fakta tentang angka-angka lab. Jika ada yang bisa saya bantu lebih lagi, jangan sungkan-sungkan untuk menanyakannya.
Salam,
Christine
.
Dari kutipan email di atas, yang diambil dari kumpulan artikel di Alive & Well, apakah Anda masih yakin HARUS menaikkan sel T atau HARUS menurunkan angka viral load Anda? Hidup Anda terlalu berharga untuk diserahkan ke terapi ARV atau HAART yang memiliki efek samping “MAUT”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar